Senin, 22 Oktober 2012

Majapahit: Jejak Kejayaan Nusantara yang Menggema hingga Asia Tenggara

MORGESIWE.COM – Pada abad ke-14, Kerajaan Majapahit menjelma menjadi kekuatan terbesar di Asia Tenggara. Majapahit bukan hanya pewaris kejayaan agraris Kerajaan Mataram di Jawa dan kejayaan maritim Sriwijaya di Sumatera, namun juga simbol dari penyatuan kekuatan darat dan laut Nusantara dalam satu kekuasaan besar.

Awal Mula dari Buah Pahit

Nama Majapahit sendiri dipercaya berasal dari sebuah peristiwa simbolik: saat Raden Wijaya membuka hutan Tarik dan mendirikan pemukiman, ditemukanlah buah maja yang rasanya pahit. Dari situlah nama "Majapahit" muncul—sebuah peringatan bahwa kejayaan besar bisa tumbuh dari awal yang getir.

Wilayah kerajaan ini berpusat di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur, dengan wilayah strategis di pertemuan Kali Mas dan Kali Porong. Lokasi ini memungkinkan Majapahit menguasai jalur perdagangan penting melalui jaringan sungai, sekaligus memperluas pengaruhnya ke seluruh penjuru Nusantara.

Raden Wijaya dan Lahirnya Dinasti Rajasa

Raden Wijaya, pendiri Majapahit, memiliki latar belakang yang penuh teka-teki. Menurut Pararaton, ia adalah keturunan Wangsa Rajasa—garis keturunan Ken Arok dari Singasari. Tahun 1292, setelah Singasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang, dan sebelum pasukan Mongol dari Dinasti Yuan (Tiongkok) tiba, Raden Wijaya cerdik memanfaatkan momentum tersebut. Ia justru berhasil membalikkan serangan Mongol menjadi alat untuk menumpas Jayakatwang, dan kemudian mengusir pasukan Mongol dari tanah Jawa.

Tahun 1294, Raden Wijaya mendirikan Majapahit dan dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana, meneruskan dinasti Rajasa dari Singasari.

Pemberontakan dan Penguatan Kekuasaan

Awal masa pemerintahan Majapahit tidak lepas dari konflik internal. Nama-nama seperti Ranggalawe, Lembu Sora, Nambi, hingga Ra Kuti tercatat sebagai pemberontak yang pernah mengguncang istana. Namun dari ujian itulah Majapahit membentuk identitas dan ketangguhannya.

Era Emas di Bawah Tribhuwanatunggadewi dan Hayam Wuruk

Masa keemasan Majapahit terjadi di bawah kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi dan Hayam Wuruk. Pada masa ini, muncul sosok legendaris Gajah Mada, sang patih amangkubhumi yang mengucapkan Sumpah Palapa—janji tidak akan hidup dalam kenikmatan sebelum menyatukan seluruh Nusantara.

Hayam Wuruk, yang naik takhta pada 1350 M, dikenal sebagai raja visioner. Di bawah pemerintahannya, Majapahit mencapai wilayah kekuasaan terluas yang pernah dimiliki kerajaan di Indonesia, meliputi hampir seluruh wilayah Asia Tenggara bagian barat.

Keruntuhan dan Warisan

Setelah wafatnya Hayam Wuruk, Majapahit mulai mengalami kemunduran. Pertikaian antar keluarga kerajaan dan perubahan geopolitik dunia membuat kekuasaan Majapahit melemah. Puncaknya adalah Perang Paregreg (1404–1406), perang saudara antara Istana Barat dan Istana Timur.

Majapahit akhirnya benar-benar runtuh pada tahun 1487 M (1400 Saka), momen yang diabadikan dalam ungkapan legendaris: Sirna Ilang Kertaning Bumi—musnah sudah kemuliaan bumi.


Warisan yang Tak Pernah Padam

Meski kerajaannya runtuh, warisan Majapahit terus hidup dalam budaya, seni, arsitektur, hingga semangat persatuan bangsa Indonesia. Konsep Nusantara yang diperjuangkan Gajah Mada menjadi inspirasi utama terbentuknya identitas Indonesia modern hari ini.


Tetap ikuti kisah-kisah kejayaan nusantara hanya di morgesiwe.com — Jejak sejarah, untuk masa depan yang lebih cerah.

Related Posts

Majapahit: Jejak Kejayaan Nusantara yang Menggema hingga Asia Tenggara
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.