Selasa, 15 April 2025

Meriah dan Penuh Warna, Beginilah Tradisi Lebaran Khas Kayuagung yang Bikin Rindu Kampung Halaman

 


Kayuagung, morgesiwe.com – Saat Lebaran tiba, Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, seolah menjelma menjadi panggung budaya yang semarak. Lebaran di sini bukan hanya tentang bersalam-salaman dan makan ketupat, tapi juga soal merayakan kekayaan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Tahun ini, tiga tradisi ikonik kembali menyedot perhatian: Midang Bebuke, Cang Incang, dan Cakat Stempel.

Midang Bebuke: Arak-arakan Pengantin di Sungai Komering

Di hari ketiga dan keempat Lebaran, Sungai Komering menjadi saksi kemegahan arak-arakan puluhan pasangan pengantin yang tampil memukau dalam balutan busana adat Kayuagung. Diiringi musik tanjidor yang mengalun meriah, iring-iringan ini menyusuri sungai dan berakhir di halaman Pantai Love, Kelurahan Sida Kersa.

Tradisi ini bukan hanya memperlihatkan kemeriahan pernikahan adat, tetapi juga menjadi etalase budaya Suku Kayuagung. Dari detail busana pengantin hingga aksesoris tradisional, semuanya menyuarakan identitas yang kuat. Midang Bebuke sudah eksis sejak abad ke-17 dan tetap lestari hingga kini—bukti bahwa warisan budaya bisa terus hidup di tengah modernitas.

Cang Incang: Seni Lisan yang Menginspirasi Generasi Z

Salah satu kejutan menyenangkan tahun ini adalah antusiasme anak muda, termasuk Generasi Z, terhadap lomba Cang Incang. Ini adalah bentuk sastra tutur tradisional yang sarat dengan petuah, humor, dan filosofi hidup masyarakat setempat.

"Cang Incang bukan sekadar lomba, tapi cara kami menjaga warisan nenek moyang tetap hidup," ujar seorang panitia penyelenggara. Dengan gaya bertutur yang khas, para peserta mampu menyampaikan pesan moral yang relevan dengan kehidupan masa kini—semua dikemas dalam irama dan diksi yang indah.

Cakat Stempel: Sensasi Speedboat dan Filosofi “Dak Basah, Dak Lebaran”

Lebaran di Kayuagung juga tak lengkap tanpa Cakat Stempel—tradisi naik speedboat di Sungai Komering yang jadi favorit semua kalangan. Puluhan speedboat melaju kencang, menyemprotkan air ke penumpang yang bersorak riang.

Bukan sekadar hiburan, Cakat Stempel menyimpan makna dalam lewat slogan populernya: "Dak Basah, Dak Lebaran", yang berarti "kalau tidak basah, bukan Lebaran namanya". Tradisi ini menjadi simbol bahwa kebahagiaan Lebaran adalah tentang kebersamaan, tawa, dan nostalgia masa kecil.

Lebaran di Kayuagung: Antara Tradisi, Rasa Rindu, dan Cinta Budaya

Tak heran jika banyak perantau yang rela pulang kampung hanya untuk merasakan suasana Lebaran yang begitu khas di Kayuagung. Tradisi-tradisi ini tak hanya mempererat silaturahmi, tapi juga menjadi pengikat emosional antara generasi masa kini dengan akar budayanya.

"Lebaran di Kayuagung selalu punya tempat di hati. Dari Midang Bebuke hingga Cakat Stempel, semuanya bikin rindu kampung halaman," ujar Rina, salah seorang warga yang mudik tahun ini.

Dengan keberagaman tradisi yang tetap hidup dan berkembang, Kayuagung menunjukkan bahwa Lebaran bukan sekadar perayaan keagamaan, tapi juga momentum budaya yang penuh makna dan warna.


#LebaranDiKayuagung #MidangBebuke #CangIncang #CakatStempel #BudayaOKI #SumselBerkisah #morgesiwe

Related Posts

Meriah dan Penuh Warna, Beginilah Tradisi Lebaran Khas Kayuagung yang Bikin Rindu Kampung Halaman
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.